Lubuk Pakam - Pendiri HONDA CB Bikers Club (HCBC) Deli Serdang, Rakhmadin Zulfikar, Bermarkas di Jalan Perintis Kemerdekaan (Ahmad Yani), Kelurahan Paluh Kemiri, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, bertekad untuk menciptakan klub Honda CB ini bermasyarakat dan memiliki nilai tersendiri. Hal ini terbukti, sejak terbentuknya komunitas HCBC pada 30 Juni 2004 sampai sekarang, Kota Lubuk Pakam dikenal dengan ikon Honda CB.
Madin Mendai sapaan pria pendiri HCBC ini menyambut hangat dan menceritakan kisah berdirinya komunitas ini. “Awalnya, tersirat dari hati saya untuk menciptakan motor sekelas Eropa. Namun, untuk masyarakat di Sumatera Utara (Sumut), secara kemauan dan keinginan itu ada. Akan tetapi, dilihat dari segi financial tidak ternyata tidak mendukung. Akhirnya, saya mengalihkannya ke Honda CB yang mirip dengan motor keluaran Eropa. Dimana saya menilai Honda CB ada nilai klasik tersendiri,” kata pendiri HCBC Deli Serdang sekaligus menjabat sebagai ketua. Selasa (15/2)
Diterangkannya, di usia tua, sepedamotor ini tetap nyaman untuk dikendarai dan terlihat tangguh di jalanan. Honda CB 125 atau atau Honda CB 100 K1 produksi tahun 70-an, ternyata masih banyak digemari oleh anak-anak muda dimana saat sekarang ini banyak disodori produk-produk sepedamotor mutakhir.
“Sejak tahun 2001, komunitas ini sudah ada dan hanya beranggotakan empat orang saja. Namun, seiring berjalannya waktu, komunitas ini semakin bertambah banyak dan ada sekitar 15 anggota waktu itu. Tepat tanggal 30 Juni 2004, kita meresmikan komunitas ini hingga sekarang tetap eksis,” terangnya.
Bahkan, sambung Madin, dengan adanya komunitas ini, Lubuk Pakam yang dulunya tidak tahu menahu soal sepedamotor, kini sudah mengetahui apa arti dan nilai klasik dan dari sebuah motor tua. Hal ini terbukti dengan banyaknya ditemukkan pengguna sepedamotor tua ini di Kota Pakam.
“Sekarang ini anggota kita sudah mencapai 65 orang. Di luar dari pada komunitas kita ini, masih banyak pengguna sepedamotor Honda CB lainnya. Kira-kira, sama persis dengan jumlah komunitas kita saat ini,” tandasnya.
Tidak hanya itu, Honda CB yang dulunya dapat dibeli dengan harga Rp 350ribu - 500ribu, kini sudah tinggi. “Kita sering melakukan touring ke luar kota. Pokoknya, seluruh Sumatera Utara sudah habis kita jelajahi. Kalau biasanya, orang touring melalui jalan lintas, kalau kita memilih melewati perkampungan dan jalan yang terjal. Suatu hari, saat kita menjalani perkampungan, kita melihat ada Honda CB milik warga yang dipakai untuk menggalas pisang. Saat keesokannya kita balik lagi dan menawar Honda tersebut, pemiliknya menjelaskan, sepedamotor dijual dengan harga Rp 2 juta dan tidak bisa kurang,” paparnya.
Dikatakan Madin, selain usianya yang sudah tua, tampilan Honda CB ini memang terbilang sangat klasik dibandingkan dengan Honda tua lainnya. “ Saat ini juga sudah banyak yang mengincar Honda CB, mereka mencarinya karena ingin mengenang kembali ketika masih muda dengan mengendarai motor ini di jalanan. Motor ini tetap tangguh dibandingkan dengan motor tua lainnya, karena saat dikendarai sangat enak baik di jalan datar maupun terjal,” bebernya.
Setelah berdirinya HCBC ini, Madin dan kawan-kawan pun punya kegiatan lain selain sekadar jalan-jalan. Klub ini didirikan juga bertujuan membina persaudaraan yang erat serta menjalin kebersamaan satu dengan yang lain. Juga untuk membentuk kepribadian yang mandiri dan saling tolong menolong terhadap teman satu klub maupun orang lain yang membutuhkan pertolongan.
“Ini jelas terbukti, suka duka pasti kita jumpai saat melakukan touring ke pelosok-pelosok. Misal, terperangkap banjir, mogok dan kondisi lainnya pernah kita alami. Namun dengan adanya komunitas ini, rasanya suka duka itu hilang. Ada saja yang membantu. Disitulah terlihat rasa kekeluargaan. Bahkan saat ngumpul seperti biasa, kalau ada anggota yang tidak hadir, kita pasti kecarian. Begitulah rasa kekeluargaan di komunitas kita ini,” ungkapnya.
Ditanya mengenai apa saja kegiatan dari HCBC, Madin memaparkan, kegiatan klub GCBC ini, Tidak hanya touring, melainkan berbagai kegiatan positif pun dilakukan oleh HCBC Deli Serdang ini, misalnya, dimulai dari bakti sosial dan kegiatan lainnya, Menyantuni anak yatim dalam rangka HUT ke-5 HCBC. Tanggal 20 dan 21 Juni 2009 lalu. Dimana pihaknya melakukan touring ke Tugu perjuangan di daerah Tiga Juhar, Kelurahan STM Hulu, Desa Rumah Liang, Kabupaten Deli Serdang. Di sana kita melakukan renovasi, karena Tugu Perjuangan tersebut merupakan tempat sejarah yang terlupakan,”ungkapnya.
Dijelaskannya, April 2011 mendatang, HCBC Deli Serdang akan melakukan kegiatan bakti social lainnya dengan melakukan fogging (pengasapan) yang bertujuan untuk pemberantasan sarang nyamuk di Labuhan Batu. “17 Agustus mendatang, kita juga merencanakan melakukan touring di tiik O Indonesia yakni di Sabang. Komunitas lainnya yang berada di luar pulau Sumatera sudah melakukan hal ini. Kita yang di Pulau Sumatera saja belum melakukannya, jadi kita pun merencanakan touring ini ke Sabang,” ujarnya.
Harapan Madin mengajak seluruh masyarakat di Sumatera Utara (Sumut) pecinta Honda CB untuk menyatukan diri dan bergabung dalam komunitas Honda klasik ini. “Saat ini HCBC tidak hanya bisa dijumpai di Lubuk Pakam saja, melainkan bisa dijumpai seperti Tanjung Morawa, Galang, Marelan dan Perbaungan, kita sudah membuka cabang di daerah tersebut. Siapa pun yang mengaku sebagai pecinta Honda CB, bisa bergabung dan mendaftarkan diri di tempat yang sudah kita terangkan di awal tadi,” katanya lagi. (Akb)
Madin Mendai sapaan pria pendiri HCBC ini menyambut hangat dan menceritakan kisah berdirinya komunitas ini. “Awalnya, tersirat dari hati saya untuk menciptakan motor sekelas Eropa. Namun, untuk masyarakat di Sumatera Utara (Sumut), secara kemauan dan keinginan itu ada. Akan tetapi, dilihat dari segi financial tidak ternyata tidak mendukung. Akhirnya, saya mengalihkannya ke Honda CB yang mirip dengan motor keluaran Eropa. Dimana saya menilai Honda CB ada nilai klasik tersendiri,” kata pendiri HCBC Deli Serdang sekaligus menjabat sebagai ketua. Selasa (15/2)
Diterangkannya, di usia tua, sepedamotor ini tetap nyaman untuk dikendarai dan terlihat tangguh di jalanan. Honda CB 125 atau atau Honda CB 100 K1 produksi tahun 70-an, ternyata masih banyak digemari oleh anak-anak muda dimana saat sekarang ini banyak disodori produk-produk sepedamotor mutakhir.
“Sejak tahun 2001, komunitas ini sudah ada dan hanya beranggotakan empat orang saja. Namun, seiring berjalannya waktu, komunitas ini semakin bertambah banyak dan ada sekitar 15 anggota waktu itu. Tepat tanggal 30 Juni 2004, kita meresmikan komunitas ini hingga sekarang tetap eksis,” terangnya.
Bahkan, sambung Madin, dengan adanya komunitas ini, Lubuk Pakam yang dulunya tidak tahu menahu soal sepedamotor, kini sudah mengetahui apa arti dan nilai klasik dan dari sebuah motor tua. Hal ini terbukti dengan banyaknya ditemukkan pengguna sepedamotor tua ini di Kota Pakam.
“Sekarang ini anggota kita sudah mencapai 65 orang. Di luar dari pada komunitas kita ini, masih banyak pengguna sepedamotor Honda CB lainnya. Kira-kira, sama persis dengan jumlah komunitas kita saat ini,” tandasnya.
Tidak hanya itu, Honda CB yang dulunya dapat dibeli dengan harga Rp 350ribu - 500ribu, kini sudah tinggi. “Kita sering melakukan touring ke luar kota. Pokoknya, seluruh Sumatera Utara sudah habis kita jelajahi. Kalau biasanya, orang touring melalui jalan lintas, kalau kita memilih melewati perkampungan dan jalan yang terjal. Suatu hari, saat kita menjalani perkampungan, kita melihat ada Honda CB milik warga yang dipakai untuk menggalas pisang. Saat keesokannya kita balik lagi dan menawar Honda tersebut, pemiliknya menjelaskan, sepedamotor dijual dengan harga Rp 2 juta dan tidak bisa kurang,” paparnya.
Dikatakan Madin, selain usianya yang sudah tua, tampilan Honda CB ini memang terbilang sangat klasik dibandingkan dengan Honda tua lainnya. “ Saat ini juga sudah banyak yang mengincar Honda CB, mereka mencarinya karena ingin mengenang kembali ketika masih muda dengan mengendarai motor ini di jalanan. Motor ini tetap tangguh dibandingkan dengan motor tua lainnya, karena saat dikendarai sangat enak baik di jalan datar maupun terjal,” bebernya.
Setelah berdirinya HCBC ini, Madin dan kawan-kawan pun punya kegiatan lain selain sekadar jalan-jalan. Klub ini didirikan juga bertujuan membina persaudaraan yang erat serta menjalin kebersamaan satu dengan yang lain. Juga untuk membentuk kepribadian yang mandiri dan saling tolong menolong terhadap teman satu klub maupun orang lain yang membutuhkan pertolongan.
“Ini jelas terbukti, suka duka pasti kita jumpai saat melakukan touring ke pelosok-pelosok. Misal, terperangkap banjir, mogok dan kondisi lainnya pernah kita alami. Namun dengan adanya komunitas ini, rasanya suka duka itu hilang. Ada saja yang membantu. Disitulah terlihat rasa kekeluargaan. Bahkan saat ngumpul seperti biasa, kalau ada anggota yang tidak hadir, kita pasti kecarian. Begitulah rasa kekeluargaan di komunitas kita ini,” ungkapnya.
Ditanya mengenai apa saja kegiatan dari HCBC, Madin memaparkan, kegiatan klub GCBC ini, Tidak hanya touring, melainkan berbagai kegiatan positif pun dilakukan oleh HCBC Deli Serdang ini, misalnya, dimulai dari bakti sosial dan kegiatan lainnya, Menyantuni anak yatim dalam rangka HUT ke-5 HCBC. Tanggal 20 dan 21 Juni 2009 lalu. Dimana pihaknya melakukan touring ke Tugu perjuangan di daerah Tiga Juhar, Kelurahan STM Hulu, Desa Rumah Liang, Kabupaten Deli Serdang. Di sana kita melakukan renovasi, karena Tugu Perjuangan tersebut merupakan tempat sejarah yang terlupakan,”ungkapnya.
Dijelaskannya, April 2011 mendatang, HCBC Deli Serdang akan melakukan kegiatan bakti social lainnya dengan melakukan fogging (pengasapan) yang bertujuan untuk pemberantasan sarang nyamuk di Labuhan Batu. “17 Agustus mendatang, kita juga merencanakan melakukan touring di tiik O Indonesia yakni di Sabang. Komunitas lainnya yang berada di luar pulau Sumatera sudah melakukan hal ini. Kita yang di Pulau Sumatera saja belum melakukannya, jadi kita pun merencanakan touring ini ke Sabang,” ujarnya.
Harapan Madin mengajak seluruh masyarakat di Sumatera Utara (Sumut) pecinta Honda CB untuk menyatukan diri dan bergabung dalam komunitas Honda klasik ini. “Saat ini HCBC tidak hanya bisa dijumpai di Lubuk Pakam saja, melainkan bisa dijumpai seperti Tanjung Morawa, Galang, Marelan dan Perbaungan, kita sudah membuka cabang di daerah tersebut. Siapa pun yang mengaku sebagai pecinta Honda CB, bisa bergabung dan mendaftarkan diri di tempat yang sudah kita terangkan di awal tadi,” katanya lagi. (Akb)
2 komentar:
Maju terus HCBC,, jangn mpek mundur.. karen ngak ad gigi atreknya..hahaha
Hidup HCBC..
hidup b' madin..kwkawkakkwkaw
Ali Baba: Hidup, kita harus melestarikan dan membudayakan motor lama seperti yang dilakukan bang Madin
Posting Komentar