Gelas Hilang, German Kalah, BDEE Marah

Baluap - Medan, Karena gelas hilang dan German kalah, seorang oknum wartawan dengan inisial BDEE marah. Hal ini dibenarkan oleh RAF yang merupakan teman dekatnya. Jumat (18/6)

Menurut teman dekatnya, RAF, mengatakan kalau BDEE marah karena kehilangan gelas dan tim andalannya kalah German 1-0 dengan Slofakia. "Dia marah karena gelas yang baru dibelinya kemarin, hilang ditambah dengan Tim unggulannya German kalah 1-0 melawan Slofakia,"jelasnya.

Saat ditanya mengenai perasaan, BDEE, menjelaskan dengan senyum bengis. Sedangkan menurut inforamsi yang diterima Baluapberaniberani, kalau BDEE merasa kecewa karena German kalah dan gelas yang baru dibelinya tidak kelihatan.

PT Fuji Elevator Terancam Tidak di Prioritaskan

Baluap - Medan, PT. Fuji Elevator adalah salah satu perusahaan yang mendaftar untuk memenangkan tender Lift yang berada di RSU Pirngadi Medan tepatnya Gedung berlantai VIII dengan dana hingga Rp4Milyar terancam tidak diprioritaskan karena kinerja dari Perusahaan tersebut tidak bagus, Kamis (17/6). Hal ini dikarenakan pada tahun 2005 silam, PT Fuji Elevator pernah memenangkan tender Lift yang sekarang sering membuat pengunjung bahkan keluarga korban resah.

Menurut Ketua Pelaksana tender drs M. Yasin Lubis, membenarkan kalau PT. Fuji Elevator pernah memenangkan tender dan Yasin juga membenarkan kalau Lift yang sekarang kita gunakan mulai tahun 2005 adalah kepunyaan dari PT. Fuji Elevator, saat dihubungi starberita melalui selular.

Dari 8 Perusahaan yang sudah mendaftar untuk mengikuti tender Lift yang diadakan Pemko Medan ternyata ada satu perusahaan yang sudah tahu kalau kinerja perusahaan tersebut tidak bagus, tetapi tetap saja di ikut sertakan.

Saat ditanya mengenai atas dasar apa PT. Fuji Elevator diikut sertakan dan tidak diblaklist, Ketua Pelaksana M. Yasin, menjelaskan kalau perusahaan tersebut tidak diprioritaskan dalam tender kali ini. Yasin juga menambahkan kalau masalah black list itu bukan urusan RSU Pirngadi Medan, melainkan semua itu urusan Pemko Medan."Kami tidak bisa mengambil kebijakan untuk memblack list PT. Fuji Elevator, karena itu semua wewenang Pemko Medan,"jelasnya.

Saat dikonfirmasi mengenai masalah apakah selama tender ini berjalan, Lift juga masih difungsikan, Edison, menjelaskan kalau itu adalah prosedur yang harus dijalankan. "Kita kan tidak mungkin menonaktifkan Lift yang sekarang, jadi bagaimana kalau ada pasien yang hendak ke Lantai VIII, kan tidak mungkin melalui tangga,"jelas Edison.(AKB)

Inovasi Telkomsel Membuat Duniaku Tanpa Batas

Tema: Inovasi Telkomsel Membuat Duniaku Tanpa Batas
Awalnya aku hanya sekedar untuk mengunjungi nenek yang ada di pedalaman Langkat. Aku sudah jarang kesana dan sudah jarang berkomunikasi dengan baik karena di pedalaman Langkat, belum ada jaringan selular yang mengharuskan kita bisa berhubungan dengan masyarakrat termasuk nenek aku. Hal ini berawal sewaktu aku bersama orangtuaku dan menemaninya untuk bermain Badminton yang letaknya tidak jauh dari kediaman nenek aku. Kediaman nenek aku terletak di Pedalaman Langkat tepatnya di Desa Batang Serangan Lorong I.

Disaat aku berjalan dengan sebuah mobil Kijang berwarna Silver dan aku bisa melihat banyak terdapat pohon karet yang berjajar di sepanjang jalan menuju Desa Batang Serangan, Kecamatan Beteng Rejo, jarak yang kami tempuh memakan sekitar dua jam dari Kota Medan, Sumatera Utara. Jalan yang di tempuh harus melalui jembatan sebanyak 16 buah yang mengharuskan para pengendara lebih hati-hati, karena sekitar tahun 2002 silam jalan menuju Desa tersebut masih sangat rusak dan banyak jalan yang berlubang, sehingga saat musim hujan tiba, lubang yang terdapat dibadan jalan tertutupi oleh genangan air yang bisa membuat penglihatan para pengendara tidak mengetahui bahwa didalam genangan air itu adalah lubang yang sangat dalam. Namanya juga perkampungan, tidak selengkap sarana dan prasarana yang ada di Kota.

Batang Serangan adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Indonesia ini berjarak sekitar 30 Kilometer dari Ibukota Kabupaten Stabat. Jelas sekali bahwa daerah Batang Serangan ini masih sangat sulit untuk dijangkau dalam konteks komunikasi. Karena pada 2002 silam, jasa komunikasi hanya sebatas Warung Telepon (Wartel-red).

Karena hal itulah, tahun 2002 kemarin tidak ada satu jaringan selular yang singgah ke Desa Batang Serangan karena hal tersebut, menyulitkan untuk menghubungi keluarga yang bertempat tinggal disana.
Ditahun itu pula, aku mengenal seorang gadis Desa yang begitu manis, anak dari seorang Ustadz termashur di Desa itu. Perkenalan kami bermula saat aku hendak melihat kondisi orangtua dari papaku (Nenek-red). Hal ini sering kami lakukan paling tidak sebulan sekali.

Aku kenalan sama gadis berkulit sawo matang, yang mempunyai rambut tergerai rapi, yang membuat aku simpatik, dan ingin berkenalan dengan gadis cantik tersebut di salah satu lapangan Badminton sebelah rumahnya. Setelah sempat mencuri-curi pandang untuk melirik wajah manis gadis tersebut, akhirnya aku memberanikan diri untuk berkenalan sama gadis tersebut. Ternyata gadis manis itu memilik nama yang tidak kalah manisnya dengan wajah yang dimilikinya, gadis itu bernama Kiki Mandasari anak dari Yanto yang juga merupakan Ustadz di Desa tersebut.

Perkenalan pun terjadi antara aku dan Kiki. Saat itu secara spontan aku meminta nomor Handphonenya tidak lain tidak bukan hanya untuk bisa berkomunikasi karena jarak antara rumah aku dan Kiki sangatlah jauh. Ternyata gadis manis ini tidak mempunyai Handphone karena pada saat itu, jaringan selular belum familiar di tempat tersebut, jadi saat itu, aku merasa kesulitan untuk berkomunikasi kepadanya.
Sampai akhirnya, kalau aku kesana (Batang Serangan-red), dan bertemu dengan Kiki, kami membuat perjanjian kalau Kiki akan menghubungi aku sewaktu sore hari. Karena tahun 2002 di daerah Batang Serangan masih menggunakan wartel untuk berkomunikasi dengan saudara yang ada di Medan. Saya merasa hal itu sangat menyulitkan bagi aku untuk menghubunginya. Karena saat itu dia adalah sesosok wanita yang senangi dan ingin sekali menjalin hubungan baik dengannya.

Namun hal tersebut bisa diatasi setelah Telkomsel mengembangkan sayapnya ke Desa Batang Serangan, yang dulunya tidak bisa menggunakan Handphone jadi bisa menggunakan Handphone. Sebelum jaringan Telkomsel hadir ke Desa tersebut, Desa Batang Serangan yang memiliki penduduk, sekitar 36.158 jiwa dengan kepadatan 36 jiwa/km² ini membuat masyarakat Batang Seragan berburu untuk membeli Handphone di Medan.
Atas dasar itulah, kami bisa berkomunikasi dengan baik, dan hubungan kami semakin dekat. Seiring berjalannya waktu, komunikasi kami semakin dipermudah Telkomsel karena Telkomsel mengeluarkan inovasi baru yaitu dengan mengeluarkan inovasi 3G yang membuat kami bisa menggunakan jasa layanan Video Call. Namun Telkomsel tidak sampai disitu saja, Telkomsel yang merupakan salah satu Perusahaan bonafit tidak menghentikan inovasinya, kembali Telkomsel mengembangkan sayapnya dengan mengeluarkan inovasi untuk internetan dengan kartu Telkomsel yang begitu familiar di telinga kita dengan sebutan TelkomFlash.

Dengan begitu, hubungan jarak jauh seakan tidak ada halangannya lagi. Dimana pun kita berada, Telkomsel sebagai jembatan penghubung antara aku dan orang yang aku sayangi yang berada di Pedalaman Langkat. Dan saya sangat berharap Telkomsel bisa memberi inovasi yang lebih bagus dan lebih memudahkan lagi dan saya yakin kalau Telkomsel akan terus membangun inovasi yang sangat familiar dengan masyarakat Indonesia. Hidup Telkomsel dan Terus berjaya demi kemajuan Bangsa dan Negara.

Inovasi Telkomsel Membuat Duniaku Tanpa Batas

Inovasi Telkomsel Membuat Duniaku Tanpa Batas

Pohon karet yang berjajar di sepanjang jalan menuju Desa Batang Serangan, Kecamatan Beteng Rejo, sekitar dua jam jaraknya dari Kota Medan, Sumatera Utara. Jalan yang di tempuh harus melalui jembatan sebanyak 16 buah yang mengharuskan para pengendara harus lebih hati-hati, karena sekitar tahun 2002 jalan menuju kampong tersebut masih sangat rusak dan banyak jalan yang berlubang sehingga kalau musim hujan terjadi, lubang-lubang tersebut tertutupi oleh genangan air yang bisa membuat penglihatan para pengendara tidak mengetahui bahwa didalam genangan air itu adalah lubang yang sangat dalam.

Batang Serangan adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Indonesia ini berjarak sekitar 30 Kilometer dari Ibukota Kabupaten Stabat.

Karena hal itulah, tahun 2002 kemarin tidak ada satu jaringan selular yang singgah ke Desa Batang Serangan sehingga sangat menyulitkan untuk menghubungi keluarga yang bertempat tinggal disana.

Sekitar tahun 2002, aku mengenal seorang gadis Kampung yang begitu manis, yang merupakan anak dari seorang Ustadz termashur di Desa itu. Perkenalan kami bermula saat aku hendak melihat kondisi orangtua dari papaku. Hal ini sering kami lakukan paling tidak sebulan sekali.

Aku kenalan sama gadis berkulit sawo matang, yang mempunyai rambut tergerai rapi, yang membuat aku simpatik, dan ingin berkenalan dengan gadis cantik tersebut di salah satu lapangan Badminton sebelah rumahnya. Setelah sempat mencuri-curi pandang untuk melirik wajah manis gadis tersebut, akhirnya aku memberanikan diri untuk berkenalan sama gadis tersebut. Ternyata gadis manis itu memilik nama yang tidak kalah manisnya dengan wajah yang dimilikinya, gadis itu bernama Kiki Mandasari anak dari Yanto yang juga merupakan Ustadz di Desa tersebut.

Perkenalan pun terjadi antara aku dan Kiki. Saat itu secara spontan aku meminta nomor Handphonenya tidak lain tidak bukan hanya untuk bisa berkomunikasi karena jarak antara rumah aku dan Kiki sangatlah jauh. Ternyata gadis manis ini tidak mempunyai Handphone, jadi saat itu, aku merasa kesulitan untuk berkomunikasi kepadanya.

Sampai akhirnya, kalau aku kesana (Batang Serangan-red), dan bertemu dengan Kiki, kami membuat perjanjian kalau Kiki akan menghubungi aku sewaktu sore hari. Karena tahun 2002 di daerah Batang Serangan masih menggunakan wartel untuk berkomunikasi dengan saudara yang ada di Medan.

Namun hal tersebut bisa diatasi setelah Telkomsel mengembangkan sayapnya ke Desa Batang Serangan, yang dulunya tidak bisa menggunakan Handphone jadi bisa menggunakan Handphone. Sebelum masuk jaringan Telkomsel ke Desa tersebut, Desa Batang Serangan yang memiliki penduduk, sekitar 36.158 jiwa dengan kepadatan 36 jiwa/km² ini membuat masyarakat Batang Seragan berburu untuk membeli Handphone di Medan.

Pelangi di Pagi Hari

Hari ini cuaca begitu indah seolah hari menyambut kesenangan aku dipagi hari ini. Walau cuaca untuk hari ini sedikit dibalut dengan mendung, tetapi itu tidak menyurutkan niatku untuk beraktivitas hari ini.

Aku berharap pada kekuasaanMu untuk menjalani hari ini agar penuh berkah dan limpahan rezeki, karena aku tahu, rezeki sudah diatur dan semua manusia sudah ada rezekinya masing-masing.

Pagi yang Menakjubkan bagi diriku, seakan ada pelangi yang muncul di pagi hari yang dibaluti mendung ini. Rapat proyeksi telah selesai seperti yang sering dilakukan setiap pagi sebelum pergi kelapangan. Rapat proyeksi pagi ini masih sama seperti rapat proyeksi sebelumnya. Bedanya hanya rapat proyeksi pagi ini Senin (14/6) dengan cuaca yang mendung.

Menurut informasi dari situs BMKG yang bisa dipercaya, bahwa Senin (14/6) Kota Medan dilanda hujan ringan dengan suhu berkisar antara 24-33 derajat Celcius dengan kelembapan antara 62-96 persen.

Diharapkan kepada seluruh warga Kota Medan agar selalu waspada terhadap perubahan cuaca yang tidak menentu.(AKB)