Baluap - Medan, Balita penderita gizi buruk di Medan bak kata pepatah, 'patah tumbuh hilang berganti'. Kondisi ini terjadi di kota Medan dengan kembali masuknya pasien penderita gizi buruk di rumah sakit Pirngadi Medan, Rabu (2/6) Penyakit ini masih menghantui warga kota terbesar ketiga di Indonesia ini.
Meskipun telah dilakukan upaya penanggulangan gizi buruk oleh Dinas Kesehatan. Namun pasien gizi buruk tak berpantang surut. Hari ini seorang bayi asal Medan Belawan bernama Mutiara Dwi Rahmadani Usia 20 bulan dibawa ke RSU Pirngadi Medan.
Menurut Nina Misyuliana (30) selaku ibu Mutiara, mengatakan dirinya tidak pernah menyangka kalau anak keduanya yang akrab dipanggil Mutiara ini bakal mengalami gizi buruk. Karena saat Mutiara dilahirkandi klinik dalam keadaan normal dan cukup bulan dengan berat badan 3 kg dan panjang 56 cm. Bahkan sewaktu saya (Nina-red) hamilpun diperiksakan ke Puskesmas, kondisi bayi saya bagus dan sehat.
Namun, ungkapnya, pada usia 10 bulan berat badan Mutiara sekitar 8,9 kg sejak itulah buah hatinya tidak bisa apa-apa lagi yang sebelumnya bisa duduk dan menyebut nenek dan mama, namun sejak berusia 11 bulan berat badan anaknya mulai turun. Begitupun anaknya tidak pernah sakit. "Waktu usia anak saya ini 12 bulan sempat saya bawa ke Puskesmas dan dibilang gizi buruk. Sejak itu saya tidak pernah lagi bawa anak saya ke Puskesmas karena kami orang tidak mampu. Ayahnya hanya jualan sosis, kalaupun jualan kami habis untungnya cuma Rp20.000," ujarnya sambil mendiami anaknya yang terus menangis.
Saat ini dengan kondisi keluarganya yang hidup miskin, Nina berharap anaknya dapat kembali sehat seperti anak-anak yang lain dan kiranya adanya bantuan dari para dermawan disebabkan kehidupan mereka yang susah.
Kasubag Hukum dan Humas RSU Dr Pirngadi Edison P SH MKes saat melihat kondisi Mutiara yang berada di lantai III ruang anak gedung baru Rumah Sakit, mengatakan pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin merawat dan menanganinya. Menyangkut biaya rumah sakit, mereka akan dimasukkan kedalam dana talangan Pemprovsu walaupun surat-surat belum diselesaikan, walaupun saat masuk, Mutiara yang merupakan anak dari pasangan Kristanto dan Nina masuk dengan pasien Umum.
Menurut informasi yang diterima baluapberaniberani, saat masuk ke Rumah Sakit Milik Pemko Medan ini, Mutiara Dwi Rahmadani memiliki berat badan sekitar 4,4 kg. Padahal berat normal saat usia 20 bulan seharusnya mempunyai berat sekitar 10-11 kg. (AKB/BHI)
Meskipun telah dilakukan upaya penanggulangan gizi buruk oleh Dinas Kesehatan. Namun pasien gizi buruk tak berpantang surut. Hari ini seorang bayi asal Medan Belawan bernama Mutiara Dwi Rahmadani Usia 20 bulan dibawa ke RSU Pirngadi Medan.
Menurut Nina Misyuliana (30) selaku ibu Mutiara, mengatakan dirinya tidak pernah menyangka kalau anak keduanya yang akrab dipanggil Mutiara ini bakal mengalami gizi buruk. Karena saat Mutiara dilahirkandi klinik dalam keadaan normal dan cukup bulan dengan berat badan 3 kg dan panjang 56 cm. Bahkan sewaktu saya (Nina-red) hamilpun diperiksakan ke Puskesmas, kondisi bayi saya bagus dan sehat.
Namun, ungkapnya, pada usia 10 bulan berat badan Mutiara sekitar 8,9 kg sejak itulah buah hatinya tidak bisa apa-apa lagi yang sebelumnya bisa duduk dan menyebut nenek dan mama, namun sejak berusia 11 bulan berat badan anaknya mulai turun. Begitupun anaknya tidak pernah sakit. "Waktu usia anak saya ini 12 bulan sempat saya bawa ke Puskesmas dan dibilang gizi buruk. Sejak itu saya tidak pernah lagi bawa anak saya ke Puskesmas karena kami orang tidak mampu. Ayahnya hanya jualan sosis, kalaupun jualan kami habis untungnya cuma Rp20.000," ujarnya sambil mendiami anaknya yang terus menangis.
Saat ini dengan kondisi keluarganya yang hidup miskin, Nina berharap anaknya dapat kembali sehat seperti anak-anak yang lain dan kiranya adanya bantuan dari para dermawan disebabkan kehidupan mereka yang susah.
Kasubag Hukum dan Humas RSU Dr Pirngadi Edison P SH MKes saat melihat kondisi Mutiara yang berada di lantai III ruang anak gedung baru Rumah Sakit, mengatakan pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin merawat dan menanganinya. Menyangkut biaya rumah sakit, mereka akan dimasukkan kedalam dana talangan Pemprovsu walaupun surat-surat belum diselesaikan, walaupun saat masuk, Mutiara yang merupakan anak dari pasangan Kristanto dan Nina masuk dengan pasien Umum.
Menurut informasi yang diterima baluapberaniberani, saat masuk ke Rumah Sakit Milik Pemko Medan ini, Mutiara Dwi Rahmadani memiliki berat badan sekitar 4,4 kg. Padahal berat normal saat usia 20 bulan seharusnya mempunyai berat sekitar 10-11 kg. (AKB/BHI)