Bisnis Seks Dikalangan Pelajar Kota Medan


Menurut penelitian soal perilaku seks di tahun 2008-2009, sebanyak 35 persen pelajar sudah pernah melakukan hubungan seksual. Hal ini dikatakan Direktur Eksternal PKPA, Misran Lubis.

Dia mengatakan, dari 50 anak yang menjadi budak seks, 41 diantaranya adalah pelajar. Atas dasar itulah terjadi bisnis anak sekolah disetiap sekolah-sekolah bonafit di Kota Medan, yaitu traffiking pelajar antar pelajar, pelajar dengan non pelajar seperti kepada lelaki hidung belang dan ada traffiking dengan cara Freelance yang kemungkinan sudah pernah melakukan dari dua pola diatas.

Hal ini terjadi kemungkinan besar dikarenakan, orangtua kurang peduli kepada perubahan pribadi anaknya dan orangtua lalai terhadap perilaku anak. Menurut UU nomor 174, perempuan usia 16 tahun sudah bisa kawin sedangkan di UU Pidana, anak usia 21 tahun sudah dibolehkan kawin. "Jadi, apabila ada PSK dibawah umur, janganlah memakai mereka. Pakailah PSK yang sudah mencukupi umurnya. Biar mata rantai itu terputus," katanya dengan senyuman kecil. (akb)

Gawat Bah!!!

Anggota DPR Sedang ciuman di Lift G Gedung DPR Jakarta - Indonesia.

http://video.l3.fbcdn.net/cfs-l3-ash4/213723/391/146811945385788_46889.mp4?oh=18d2dd91b30503920fcd84bea1ba1611&oe=4EA2CD00&l3s=20111020065240&l3e=20111022070240&lh=0adfc730b7c726b298a53


Tindakan ini tidak patut dicontoh. Semoga ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. .

Ganti Pengusaha Merdeka Walk


Ketua Komisi A DPRD Kota Medan, Ilhamsyah, menyarankan Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, tidak mengubah Merdeka Walk jadi heritage atau kawasan budaya dan lapangan terbuka hijau.

“Kita mendukung dari sisi positif saja. Kan harus dipertimbangkan serta dipikirkan juga Merdeka Walk cukup banyak menyerap tenaga kerja di Kota Medan. Masalah keterlambatan pembayaran retribusi itu bisa dimediasi,” kata Ilhamsyah dimintai tanggapannya melalui selular, Jumat (21/10) malam.

Ia mengakui Merdeka Walk sudah menjadi ikon Kota Medan. “Itu pun perlu dipikirkan. Janganlah kita memandangnya dengan tidak suka,” ujar Ilham tanpa merinci maksudnya. Menurutnya yang perlu dilakukan Pemko Medan adalah bersikap tegas atas tunggakan retribusi PT Orange Indonesia Mandiri (OIM).

“Saya berharap Wali Kota Medan bersikap tegas. Kalau mereka (PT OIM) tidak mampu memenuhi kewajibannya, alihkan pada pihak lain. Bukan satu saja pengusaha di Kota Medan ini, masih banyak kok yang lain,” katanya.

Ganti Pengelola Merdeka Walk - Tribun Medan

Ganti Pengelola Merdeka Walk - Tribun Medan

Wah, Jamaah Bawa Rp 34 Miliar ke Tanah Suci - Tribun Medan

Wah, Jamaah Bawa Rp 34 Miliar ke Tanah Suci - Tribun Medan

Empat Anggota POMAL Datangi Gedung Reserse Narkoba Polda - Tribun Medan

Empat Anggota POMAL Datangi Gedung Reserse Narkoba Polda - Tribun Medan

Jangan Memilih Rumah Investasi di Pusat Kota - Tribun Medan

Jangan Memilih Rumah Investasi di Pusat Kota - Tribun Medan

Beli Rumah Sebelum Launching, Nilai Investasinya Tinggi - Tribun Medan

Beli Rumah Sebelum Launching, Nilai Investasinya Tinggi - Tribun Medan

Harga Properti Booming Setiap 7 Sampai 10 Tahun - Tribun Medan

Harga Properti Booming Setiap 7 Sampai 10 Tahun - Tribun Medan

2011, Tahun Untuk Berinvestasi - Tribun Medan

2011, Tahun Untuk Berinvestasi - Tribun Medan

Meresahkan. Hotel Bintang Lima, Harga Bintang Tiga - Tribun Medan

Meresahkan. Hotel Bintang Lima, Harga Bintang Tiga - Tribun Medan

http://medan.tribunnews.com/2011/10/18/lagi-pemko-medan-rekasaya-10-jalan

http://medan.tribunnews.com/2011/10/18/lagi-pemko-medan-rekasaya-10-jalan

Akhirnya Hernia Itu Diangkat


Hampir 24 tahun aku pendam penyakit yang kata orang bisa menyebabkan tidak bisa mempunyai keturunan. Sering sudah aku mendengar kalimat “Tunggu apalagi, segera diobati, baik dengan cara tradisional ataupun dengan cara modern atau dengan Operasi” kalimat itu yang acapkali memenuhi pikiranku sampai sekarang.

Namun tidak ada sedikit tindakan yang aku ambil untuk menghilangkan penyakit tersebut yang sudah membenam hampir 24 tahun tersebut. Hal itu aku lakukan karena aku takut untuk operasi. Oleh karena itu, pihak keluarga dan orang-orang terdekat menyuruh aku untuk menyembuhkan penyakit tersebut dengan pengobatan tradisional. Karena sudah banyak yang mengatakan dan menyuruh aku untuk melakukan pengobatan tradisional untuk menghilangkan penyakit yang aku derita, akhirnya aku memutuskan untuk mengambil cara pengobatan tradisional.

Mulai dari pengobatan tradisional yang berada di kampong aku yaitu di Batang Serangan sampai pengobatan tradisional di Kota Medan sendiri. Namun, penyakit aku tak kunjung sembuh sesuai harapan yang aku dan keluargaku inginkan. Memang penyakit yang aku derita tidak menimbulkan rasa sakit dan menghambat aktivitasku. Namun karena doktrin yang mengatakan kalau penyakit itu dipelihara tidak baik dan nantinya aku tidak mempunyai keturunan.

Oleh karena itu, setelah pengobatan tradisional tak kunjung memberikan hasil yang diinginkan, aku konsultasi ke dokter. Langsung dengan seketika dokter mengatakan penyakit itu harus dioperasi. Mendengar pernyataan dokter seperti itu, wajah aku langsung berubah menjadi pucat. Seketika dokter mengatakan kalau aku tidak boleh pucat, karena mau tidak maunya kamu itu harus segera diangkat. “Masaan anak laki-laki takut untuk dioperasi,” kata dokter itu seraya mengejekku dengan senyumannya.

Dengan seketika, dokter tersebut membuat surat pengantar agar aku bisa dirawat di rumah sakit Coloumbia Asia untuk melakukan operasi. Mau tidak mau aku harus mengambil surat itu dan dokter tersebut member aku waktu seminggu menanti keputusan dariku. Waktu terus berjalan detik demi detik, menit ke menit jam berganti jam hari berlalu berganti bulan dan tahun, aku tak kunjung memberikan jawaban apakah aku mau operasi atau tidak.

Namun apa yang aku dapatkan, penyakit tersebut masih bersarang dan duduk manis dibagian tubuhku. Tidak terasa sakit memang, namun yang namanya penyakit harus diambil. Aku berpikir, terus berpikir bahwa semua keputusan ada pada diriku sendiri. Bertahun-tahun setelah mendapat surat pengantar dari dokter tersebut, akhirnya aku memutuskan untuk memberanikan diriku melakukan operasi.

Waktu itu tahun 2011 persisnya awal bulan Maret aku datang kembali ke RS Coloumbia Asia untuk dirawat dan keesokan harinya agar aku bisa dioperasi. Sewaktu itu, aku masih ingat, aku dan mama datang ke rumah sakit tersebut sekitar pukul 11.00 Wib. Sesampainya aku di rumah sakit tersebut, spontanitas raut wajahku langsung berubah, tangan aku tiba-tiba dingin setelah melihat mama mendaftarkan aku sebagai pasien rawat inap dirumah sakit ternama di Kota Medan tersebut.

Beberapa menit berselang setelah pendaftaran tersebut, aku masuk keruangan dimana tempat kau akan menginap. Aku berada diruangan 704. Pertama aku masuk ke ruangan tersebut, aku belum diberi infuse karena aku harus menunggu dokter yang datangnya pada keesokan harinya. Jadi untuk hari itu aku bebas melakukan apa saja dirumah sakit tersebut.

Tidak terasa bagiku, akhirnya esok hari telah tiba setelah aku merasakan malam itu terasa sangat cepat. Esok hari pun datang, aku diinfus pada jam 08.00 Wib dan langsung disuruh puasa setelah jam 05.00 Wib aku memakan roti kering dan segelas susu.

Aku melakukan puasa karena itu merupakan satu syarat untuk operasi. Aku pun mengikuti prosedur tersebut. Tidak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 Wib, suster pun datang membawa pakaian operasi dan langsung aku disuruh untuk membuka baju dan memakai baju operasi. Selang setelah aku memakai baju operasi tersebut, suster datang kembali dan membawakan aku kursi roda. Melihat kursi roda tersebut, seluruh badan aku dingin dan kulit aku dibaluti warna putih pucat. “Kok pucat bang? Biasa ajalah bang,” kata suster cantik yang membawakan kursi roda untuk diriku.

Seraya aku menjawab, siapa yang pucat mbak, jawabku kepada suster yang sepertinya usianya jauh lebih muda dari diriku.

To be Continue…

Peningnya Hari Ini


Banyak mereka mengatakan kalau hari senin adalah hari dimana aktivitas yang padat dan menumpuk kembali dilakukan. Hari ini Senin (17/10/2011) aku merasakan pening yang sangat pening. Pening ini bukan dikarenakan Senin yang datang dengan tugas yang menumpuk seperti kata orang kebanyakan, melainkan pening ini dikarenakan aku melihat gambar yang di share teman aku ke Group BlackBerry, dan itu membuat aku mual disertai pening.

Karena gambar orang lagi makan bakso dengan kakus sebagai wadahnya. Melihat itu dengan spontanitas kepala ini menjadi pening. Tapi karena itulah aku pengen makan bakso tapi yang jelas bukan dengan wadah seperti yang aku tulis diatas.

Alhasil, karena pening melanda diriku hari ini, aku jadi tidak melakukan tugasku seperti biasa. Bukan karena malas aku tidak melakukan tugasku, melainkan karena server untuk media online www.tribun-medan.com sedang dalam perbaikan karena ingin mengganti server yang mungkin lebih baik dan bagus.

Jadi ya, aku dikantor hanya bermain gitar, balas BBM dari teman-teman dan menulis sekaligus mengotak-atik blog aku ini. hehehe

http://medan.tribunnews.com/2011/10/17/kalangan-intelek-hanya-20-persen-melakoni-ukm

http://medan.tribunnews.com/2011/10/17/kalangan-intelek-hanya-20-persen-melakoni-ukm