Aneh, PSMS Balik Lagi ke IPL - Tribun Medan
created by Informasi Seputar Medan di 10/29/2011 02:41:00 PMMantan Istri Buka Aib Ustad Solmed - Tribun Medan
created by Informasi Seputar Medan di 10/28/2011 06:31:00 PMSOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928
Teks Soempah Pemoeda dibacakan pada waktu Kongres Pemoeda yang diadakan di
Waltervreden (sekarang Jakarta) pada tanggal 27 - 28 Oktober 1928 1928.
Panitia Kongres Pemoeda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :
Abdul Muthalib Sangadji
Purnama Wulan
Abdul Rachman
Raden Soeharto
Abu Hanifah
Raden Soekamso
Adnan Kapau Gani
Ramelan
Amir (Dienaren van Indie)
Saerun (Keng Po)
Anta Permana
Sahardjo
Anwari
Sarbini
Arnold Manonutu
Sarmidi Mangunsarkoro
Assaat
Sartono
Bahder Djohan
S.M. Kartosoewirjo
Dali
Setiawan
Darsa
Sigit (Indonesische Studieclub)
Dien Pantouw
Siti Sundari
Djuanda
Sjahpuddin Latif
Dr.Pijper
Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
Emma Puradiredja
Soejono Djoenoed Poeponegoro
Halim
R.M. Djoko Marsaid
Hamami
Soekamto
Jo Tumbuhan
Soekmono
Joesoepadi
Soekowati (Volksraad)
Jos Masdani
Soemanang
Kadir
Soemarto
Karto Menggolo
Soenario (PAPI & INPO)
Kasman Singodimedjo
Soerjadi
Koentjoro Poerbopranoto
Soewadji Prawirohardjo
Martakusuma
Soewirjo
Masmoen Rasid
Soeworo
Mohammad Ali Hanafiah
Suhara
Mohammad Nazif
Sujono (Volksraad)
Mohammad Roem
Sulaeman
Mohammad Tabrani
Suwarni
Mohammad Tamzil
Tjahija
Muhidin (Pasundan)
Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
Mukarno
Wilopo
Muwardi
Wage Rudolf Soepratman
Nona Tumbel
Catatan :
Sebelum pembacaan teks Soempah Pemoeda diperdengarkan lagu"Indonesia Raya"
gubahan W.R. Soepratman dengan gesekan biolanya.
Teks Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertempat
di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat sekarang menjadi Museum Sumpah
Pemuda, pada waktu itu adalah milik dari seorang Tionghoa yang bernama Sie
Kong Liong.
2. Golongan Timur Asing Tionghoa yang turut hadir sebagai peninjau
Kongres Pemuda pada waktu pembacaan teks Sumpah Pemuda ada 4 (empat) orang
yaitu :
a. Kwee Thiam Hong
b. Oey Kay Siang
c. John Lauw Tjoan Hok
d. Tjio Djien kwi
Belajar Terbangkan Pesawat Boeing - Tribun Medan
created by Informasi Seputar Medan di 10/27/2011 08:02:00 PMBesok Job Fair 108 Perusahaan Ada di USU - Tribun Medan
created by Informasi Seputar Medan di 10/26/2011 10:12:00 PMEksekusi Lahan, Polresta Medan Jadi Wasit - Tribun Medan
created by Informasi Seputar Medan di 10/26/2011 09:07:00 PMKenapa Helm Marco Simoncelli Bisa Lepas? - Tribun Medan
created by Informasi Seputar Medan di 10/26/2011 12:18:00 AMRumah Tua Dibalik Mega Proyek Kualanamu - Tribun Medan
created by Informasi Seputar Medan di 10/25/2011 05:13:00 PMDishub Binjai Ingkar Janji, Aksi Mogok Dilakoni - Tribun Medan
created by Informasi Seputar Medan di 10/25/2011 04:30:00 PMRumah Tua Dibalik Mega Proyek Triliunan Rupiah
created by Informasi Seputar Medan di 10/25/2011 12:22:00 AM
Megahnya Proyek Pembangunan Bandara Kualanamu memang sangat membanggakan nantinya untuk Provinsi Sumatera Utara ini. Namun masih ada disekitar mega proyek itu terlihat bangunan apa adanya dengan dinding yang sudah rapuh didekat tanaman jagung. Hal ini terlihat seperti suatu negara yang sedang dijajah dan belum berkembang.
Tiada yang menduga, didalam mega proyek yang rencananya dibangun menjadi Bandara Internasional Kualanamu masih ada penghuninya yang tak lain adalah bapak tua bernama Sujono (63) dan keluarga.
Ia adalah salah satu penduduk Desa Pasar 6 Kualanamu Kecamatan Beringin yang masih bertahan diarea Proyek Bandara yang diperkirakan menelan anggaran Triliunan rupiah. Ketika malam tiba hanya sinar rembulan menerangi rumah pria berusia 65 tahun ini, dengan. dibarengi beberapa lampu teplok sebagai penerang tambahan layaknya negeri yang terjajah.
Terkadang melintaslah kunang-kunang didepan mata menemani kegelapan rumah seorang lelaki tua yang akrab dipanggil Kopral Jono. Namun saat melihat keseberang rumah gubuk milik Kopral Jono, silauan mata memandang akan cerahnya sinar lampu Bandara International Kualanamu yang katanya akan segera selesai pada 2012 mendatang.
Sediih memang, namun itulah yang dirasakan Crew www.tribun-medan.com saat menyambangi kediaman Kopral Jono dan keluarga.
Kedatangan itu memang sangat menggembirakan baginya, bagaimana tidak semenjak dijalankannya proyek ini sekitar tahun 1997, hanya kesunyian dan kunang-kunang menemani gelapnya malam yang ia rasakan setiap harinya. Walaupun ada satu tetangga lagi namun posisinya sudah menjauh untuk diajak bercengkrama.
"Dulu didesa ini ada sekitar 100 Kepala Keluarga (KK), sekarang hanya tinggal 37 KK sajala, kalau untuk yang paling ujung kami sajala dua rumah ini"ujar Kopral Jono sambil menunjuk satu lagi kerumah tetangganya yang lumayan jauh untuk ditempuh dengan berjalan kaki.
Kali pertama hendak memijakkan kaki dikediaman Kopral Jono, harus melewati mega proyek yang nantinya disulap menjadi Bandara Internasional dimana akab dipadati beribu manusia dari segala penjuru.
Sepanjang jalan menuju rumah Kopral Jono, hanya keindahan jalanlah yang bisa kita nikmati. Dengan ruas jalan yang berbelok-belok mengikuti petunjuk arah yang sudah dibuat untuk melengkapi keindahan jalan di mega proyek yang akan membawa nama Sumatera Utara kepintu kejayaan.
Namun, mendekati rumah tua yang hanya diselimuti kayu, harus melewati medan terjal dan jalan berbukit yang harus ditempuh.
"Saya ini kelahiran disini,kalau mau memindahkan kami yang sesuai la, permintaan kami itu hanya rumah diganti rumah tanah diganti tanah. Hanya relokasi yang diinginkan jadi bukan kami gila duit"kata Kopral Jono dengan muka sedih.