Inovasi Telkomsel Membuat Duniaku Tanpa Batas

Inovasi Telkomsel Membuat Duniaku Tanpa Batas

Pohon karet yang berjajar di sepanjang jalan menuju Desa Batang Serangan, Kecamatan Beteng Rejo, sekitar dua jam jaraknya dari Kota Medan, Sumatera Utara. Jalan yang di tempuh harus melalui jembatan sebanyak 16 buah yang mengharuskan para pengendara harus lebih hati-hati, karena sekitar tahun 2002 jalan menuju kampong tersebut masih sangat rusak dan banyak jalan yang berlubang sehingga kalau musim hujan terjadi, lubang-lubang tersebut tertutupi oleh genangan air yang bisa membuat penglihatan para pengendara tidak mengetahui bahwa didalam genangan air itu adalah lubang yang sangat dalam.

Batang Serangan adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Indonesia ini berjarak sekitar 30 Kilometer dari Ibukota Kabupaten Stabat.

Karena hal itulah, tahun 2002 kemarin tidak ada satu jaringan selular yang singgah ke Desa Batang Serangan sehingga sangat menyulitkan untuk menghubungi keluarga yang bertempat tinggal disana.

Sekitar tahun 2002, aku mengenal seorang gadis Kampung yang begitu manis, yang merupakan anak dari seorang Ustadz termashur di Desa itu. Perkenalan kami bermula saat aku hendak melihat kondisi orangtua dari papaku. Hal ini sering kami lakukan paling tidak sebulan sekali.

Aku kenalan sama gadis berkulit sawo matang, yang mempunyai rambut tergerai rapi, yang membuat aku simpatik, dan ingin berkenalan dengan gadis cantik tersebut di salah satu lapangan Badminton sebelah rumahnya. Setelah sempat mencuri-curi pandang untuk melirik wajah manis gadis tersebut, akhirnya aku memberanikan diri untuk berkenalan sama gadis tersebut. Ternyata gadis manis itu memilik nama yang tidak kalah manisnya dengan wajah yang dimilikinya, gadis itu bernama Kiki Mandasari anak dari Yanto yang juga merupakan Ustadz di Desa tersebut.

Perkenalan pun terjadi antara aku dan Kiki. Saat itu secara spontan aku meminta nomor Handphonenya tidak lain tidak bukan hanya untuk bisa berkomunikasi karena jarak antara rumah aku dan Kiki sangatlah jauh. Ternyata gadis manis ini tidak mempunyai Handphone, jadi saat itu, aku merasa kesulitan untuk berkomunikasi kepadanya.

Sampai akhirnya, kalau aku kesana (Batang Serangan-red), dan bertemu dengan Kiki, kami membuat perjanjian kalau Kiki akan menghubungi aku sewaktu sore hari. Karena tahun 2002 di daerah Batang Serangan masih menggunakan wartel untuk berkomunikasi dengan saudara yang ada di Medan.

Namun hal tersebut bisa diatasi setelah Telkomsel mengembangkan sayapnya ke Desa Batang Serangan, yang dulunya tidak bisa menggunakan Handphone jadi bisa menggunakan Handphone. Sebelum masuk jaringan Telkomsel ke Desa tersebut, Desa Batang Serangan yang memiliki penduduk, sekitar 36.158 jiwa dengan kepadatan 36 jiwa/km² ini membuat masyarakat Batang Seragan berburu untuk membeli Handphone di Medan.

0 komentar: