Tahun 2010, 73,8 Persen Penderita TB Paru di Sumut

Medan - Sepanjang tahun 2010 sebanyak 73,8 persen penderita Tuberculosis (TB) paru BTA (+) di Sumatera Utara (Sumut) atau sebesar 15.614 orang dari estimasi berjumlah 21.148 orang. Berdasarkan survey, dari jumlah tersebut, Kota Medan merupakan yang terbesar pendritanya bila dibandingkan dengan jumlah penduduk dari tiap kab/kota.

“Target nasional sebesar 70 persen. Tahun 2011 diupayakan pencapaiannya diatas tahun 2010,” kata Kadis Kesehatan Sumut dr Candra Syafei SpOG melalui Kasi Penanggulangan dan Pemberantasan Penyakit(P2P) Sukarni, Jumat (11/2) di ruang kerjanya.

Dikatakannya, secara epidemiologi dari sebesar 70 persen tersebut, sembuh 85 persen dengan jangka waktu 5 tahun. "Diharapkan insiden rate turun setengah, kalau sekarang dengan 160/100.000 penduduk maka berkurang menjadi 80/100.000 penduduk," katanya.

Dikatakannya, Sebenarnya sudah ditemukan kasus TB tapi tidak dengan strategi DOTS. Jadi pihaknya takut hal itu akan menjadi Multi Drag Resisten (MDR) atau kuman TB akan resisten dan tidak bisa dengan obat lini pertama. "Jadi pengobatannya semakin lama yaitu berkisar 18 bulan dan obatnya mahal," ungkap Sukarni.

Diterangkannya, kasus MDR ini sudah ada dan banyak di kota yang didapat dari klinik dan praktek dokter. Makanya, untuk menanggulangi kasus MDR ini RSUP H Adam Malik dijadikan sebagai rumah sakit rujukan.

Kedepannya, diharapkan semua kabupaten/kota di Sumut mempunyai rumah sakit untuk program MDR. Dalam penanggulangan permasalahan kasus TB ini, Dinkes Sumut, mengharapkan semua pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, balai pengobatan dan praktek dokter swasta ikut menurunkan penderita TB dengan strategi DOTS. "Sekarang yang jalan baru seluruh puskesmas, sedangkan rumah sakit baru 35 persen, balai pengobatan dibawah 10 persen, dan 30 persen lapas rutan yang baru menjalankan program tersebut," terangnya seraya mengatakan upaya lain yang dilakukan yaitu dengan mendatangi sekolah yang bersifat asrama seperti pesantren. Bila ditemukan kasus dengan gejala TB diharapkan untuk dibawa ke puskesmas supaya mengikuti program DOTS.

"Bagi desa yang daerahnya sulit dijangkau, akan dilaksanakan workshop dan selanjutnya petugas puskesmas datang satu kali sebulan untuk mengambil datanya kemudian bidan desa yang akan memberikan obatnya," ujar Sukarni.

Begitupun, sambung Sukarni, masih ada ditemukan kendala baik dalam pengaplikasian program ini, baik dari petugas pelayanan kesehatan dan petugas yang telah mengikuti program strategi DOTS, dimana secara bertahap akan diintervensi serta memerlukan komitmen.

"Tahun 2011 kita sudah melatih dokter swasta seperti melalui dokter keluarga untuk program DOTS. Sementara kendala dari masyarakat, belum menyadari untuk berobat TB secara teratur selama 6 bulan," ujarnya seraya menyatakan Ada alasan pasien tidak lagi berobat secara teratur karena merasa sudah sembuh dengan tidak ada lagi batuk yang dialami.

Lima kabupaten kota dengan penderita terbanyak dari triwulan I hingga III yaitu Kota Medan sebanyak 2152 orang, P.Siantar 288 orang, Binjai sebanyak 260 orang dan TanjUng Balai sebanyak 150 orang dan Tebing Tinggi sebanyak 145 orang. (Akb)

0 komentar: