Penyakit Kanker Mendominasi di Sumut


Medan - Kepala Program Studi Departemen Patologi Anatomi Universitas Sumatera Utara, dr H Delyuzar SpPA(K) mengatakan penyakit kanker rahim ditemukan paling banyak di Sumut dibanding jenis kanker lainnya.

"Namun sayangnya, gejala penyakit mematikan ini tidak dapat diketahui," katanya seraya menerangkan, faktor kanker leher rahim ini, bisa dipicu oleh virus Human Paviloma Virus (HPV) yang dapat memicu kanker leher rahim dimana bisa diakibatkan dari hubungan seksual. Jumat (18/2)

Dikatakannya, selain kanker leher rahim, jenis lainnya disusul kanker payudara, kanker kolon (usus), kanker testis dan kanker nasoparing dimana semua jenis kanker ini, paling rentan menyerang manusia pada usia 40 tahun. Bahkan sejauh ini, sambungnya penyakit kanker ini paling banyak ditemukan pada perempuan.

Selanjutnya, kanker payudara disebabkan karena tidak seimbangnya hormon estrogen yang bekerja. Selain itu ada faktor pencetus lainnya, seperti zat-zat kimia tertentu. Kemudian kanker hati dapat disebabkan karena ada hubungannya dengan hepatitis B. Sedangkan kanker kulit dapat disebabkan oleh sinar ultraviolet yang kontak langsung dengan kulit. "Tidak hanya itu, kanker ini juga dapat disebabkan genetika (turunan)," ujarnya.

Dirincikannya, di Sumut untuk jenis kanker yang mendominasi perempuan dengan jenis kanker rahim dan kanker payudara. Sedangkan pada laki-laki jenis kanker paru, kanker nasoparing, kanker testis, kanker lokon (usus).

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Sumut, dr. Chandra Syafei SpOG melalui Kepala Seksi Wabah dan Bencana Dinas Kesehatan Sumut, Suhadi, mengatakan, berdasarkan 2007 hingga 2010, sebanyak 50782 orang sampel untuk diperiksa terhadap kemungkinan terkena kanker leher rahim ini. Namun, dari jumlah tersebut hanya, 18010 orang saja yang bersedia melakukan pemeriksaan di delapan kabupaten/kota masing-masing di Binjai, Medan, Sibolga, Padang Sidimpuan, Tebing Tinggi, Langkat dan Serdang Bedagai.

Dikatakannya, kemudian berdasarkan hasil periksaan terhadap 18010 orang yang diperiksa, ditemukan 145 warga yang positif. Namun yang bersedia dilakukan pengobatan hanya 88 orang. Kondisi ini sambungnya, menunjukkan rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pengobatan terhadap penyakit kanker.

"Salah satu contohnya, di Serdang Bedagai, dari 20 warga yang positif terjangkit kanker leher rahim, hanya tiga bersedia diobati," terangnya seraya menjelaskan di Sibolga, dari 31 warga yang positif, tidak ada satupun yang bersedia diobati. Padahal, jika pengobatan secara dini dilakukan akan memberi peluang sembuh semakin besar.

Masih dr Delyuzar menilai, minimnya warga yang berobat disebabkan, kurangnya sosialisasi terhadap penyakit yang mematikan ini. (Akb)

0 komentar: