Terbelit Dana, Heprida Menunggu Belas Kasihan


Medan - Elfrida warga Jalan Veteran pasar V orang tua kembar siam dada dan perut hanya bisa menunggu keajaiban agar dirinya bisa keluar dari RSU Imelda. Dirinya memang sudah sembuh dan mempunyai keinginan yang tinggi untuk melihat anak yang dilahirkannya namun pihak dokter masih melarangnya karena ditakutkan kondisi Elfrida bisa semakin parah saat melihat kondisi anak yang dilahirkannya. "Saya ingin sekali melihat anak saya, walau bagaimanapun kondisinya, saya ingin melihat, tapi pihak dokter RSU Imelda melarang saya karena mereka takut kondisi saya bisa drop saat melihat kondisi bayi saya yang sekarang dirawat di RSUP H Adam Malik," katanya.

Dikatakannya kalau dirinya tidak mempunyai persiapan, karena bayinya lahir prematur atau lahir belum waktunya. "Ya kami tidak ada persiapan karena kami pikir, anak kami lahir sekitar bulan 3 yaitu tepat sembilan bulan. Namun itulah, tuhan berkehendak lain dan itulah yang harus kami terima,". Terangnya.

Dia mengatakan pihak rumah sakit sudah memperbolehkan pulang, tapi harus menyelesaikan administrasi selama mendapat perawatan di RSU Imelda. "Saya sudah dianjurkan besok Kamis (3/1) untuk pulang, namun itulah saya harus membayar uang administrasi sekitar Rp3,8Juta sebelum meninggalkan rumah sakit," katanya sembari mengatakan dirinya sudah dipaksa pulang oleh pihak rumah sakit agar segera meninggalkan ruma sakit.

Jadi, sambungnya, saya harus bersabar dan berharap bantuan dari para dermawan untuk membantu dirinya agar bisa keluar dari RSU Imelda.

Terkait masalah ini, Humas RSU Imelda, Walman Ritonga mengatakan kalau Elfrida masuk sebagai pasien umum. "Elfrida masuk pertama kali mengaku sebagai pasien umum, makanya kita buat Elfrida tercatat sebagai pasien umum," katanya.

Diceritakannya, pertama sekali,
Elfrida masuk dan mendaftar menjadi pasien umum. Maka dari itu, sambungnya, pihak rumah sakit mencatat Elfrida terdaftar sebagai pasien umum. "Nah atas dasar itulah, maka kita melakukan perawatan seperti mana biasanya yang dilakukan pihak rumah sakit kepada pasien," bebernya.

Masih dikatakan Walman, awalnya pihaknya mendapat surat rujukan dari Puskesmas untuk melakukan perawatan kepada Elfrida. "Atas dasar surat rujukan itulah kita bisa menangani Elfrida," terangnya sembari mengatakan setelah itu pihaknya langsung melakukan operasi caesar. Setelah operasi selesai dan pihaknya melihat kondisi anak Elfrida tidak normal, pihaknya langsung merujuk bayi Elfrida ke RSUP H Adam Malik untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Sembari itu RSU Imelda tetap merawat Elfrida seperti khalayak pasien seperti biasanya.

Ditanya mengenai bagaimana selanjutnya terhadap Elfrida, Walman menjelaskan pihaknya pertama sekali tidak mengetahui kalau Elfrida merupakan pasien miskin. "Saya tidak mengetahui kalau Elfrida merupakan orang yang tidak mampu, karena pertama sekali datang ke RSU Imelda, Elfrida terdaftar sebagai pasien umum," bebernya sembari memaparkan kalau sudah begini adanya kenapa pihak keluarga tidak mau atau enggan memberi tahu kepada pihak rumah sakit kalau pihak keluarga tidak sanggup dalam pembiayaan administrasi.

"Kalau pihak keluarga sudah memberitahu kepada pihak rumah sakit, pasti akan dibantu semaksimal mungkin," ujarnya sembari mengatakan sampai sekarang pihak keluarga belum ada membayar sepeserpun kepada rumah sakit dan kalau memang keluarga Elfrida bisa menunjukkan surat Jamkesda, pihak rumah sakit akan mengalihkan dan mencatat Elfrida sebagai pasien Jamkesda.

Terpisah, Adik Ipar Daniel, Yudi Naibaho mengatakan pihaknya sudah membuat surat miskin dari Kelurahan dan meminta surat dari Kecamatan. "Orang Camat bilang kasih tunjuk KK yang asli, surat dari Camat dan KTP tunjukkan ke rumah sakit.

Sementara itu, masih dikatakan Yudi, tetangga sudah ada yang tahu semua tentang bayi Efrida yang anaknya lahir kembar siam dempet dada dan perut.
"Atas dasar itulah warga sekitar turut prihatin," katanya sembari memaparkan beberapa hari lalu dokter pernah mengatakan Elfrida dimasukkan sebagai pasien umum namun setelah ada kartu Jamkesmas, Elfrida bisa terdaftar sebagai pasien Jamkesmas.

Terpisah, Kabag Humas RSUP H Adam Malik Medan, Sairi mengatakan kondisi anak pasangan Daniel dan Elfrida masih sama seperti pertama sekali dirujuk ke RSUP H Adam Malik Medan.

Sebelumnya, pihaknya sudah membentuk Tim dokter yang diketuai Prof. Dr. Munar Lubis SpA(K) untuk menangani bayi kembar siam yang belum memiliki nama ini. "Kondisi bayi tersebut jelek dan masih sama seperti kemarin," katanya sembari mengatakan bayi tersebut kaki dan tubuhnya membiru karena ada gangguan pada jantung dan pernapasan. Untuk penanganan pertama, sambung Sairi pihaknya sudah memberikan fentilator, infus dan terapi.

Dikatakannya, Tim yang akan menangani bayi ini terdiri dari dokter anak, dokter anastesi, mikrobiologi, radiologi, dokter objin, dokter bedah plastik, dokter kulit, dokter jantung dll yang berhubungan untuk penanganan bayi kembar siam. Ditanya mengenai pembiayaan bayi tersebut menggunakan dana darimana, Sairi mengatakan pihaknya belum tahu dan yang pasti bayi kembar siam calon pasien Jamkesmas.(Akb)

0 komentar: