Medan - Warga Kota Medan mengharapkan program jaminan pelayanan persalinan (Jampersal) oleh Kementrian Kesehatan segera terealisasi. sehingga bisa membantu ibu-ibu yang akan melahirkan, terutama yang berlatar belakang ekonomi lemah.
Seperti diungkapkan wati warga jalan Bromo, Minggu (6/3) saat menunggu kelahiran anak keduanya. menurutnya, saat melahirkan anak pertamanya lahir tahun 2006 lalu, mengeluarkan biaya persalinan sebesar Rp300ribu di bidan dengan kelahiran normal.
saat ini sambungnya, untuk persalinan keduanya harus menyiapkan alokasi anggaran sebesar Rp2Juta minimalnya. "kalau dulu normal Rp 300 ribu, sekarang ini persiapannya, minimal dua juta. karena belum tau, normal atau caesar," katanya. Minggu (6/3)
Dikatakannya, jika program Jampersal tersebut terealisasi, akan sangat terbantu. karena biaya persalinan tersebut, digratiskan akan sangat membantu dan meringankan beban.
Hal senada diungkapkan Kesuma warga Jalan Air Bersih yang menanti kelahiran anak pertamanya. "bagus juga itu, kita sangat mengharapkannya agar segera terealisasi," katanya yang mengaku saat ini belum ada menyediakan anggaran untuk persalinan anak pertamanya. sebab sambungnya, dengan adanya Jampersal tersebut akan mempermudah dan meringankan pengeluaran keluarga.
Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana, Indra Wardhana mengatakan program tersebut sangat bagus, sekaligus menekan angka kematian ibu yang kini 228 per seribu ibu melahirkan.
"Faktor kematian ibu melahirkan disebabkan persoalan ekonomi. Sehingga ibu yang akan melahirkan tidak dibawa ke bidan untuk mendapatkan pelayanan yang layak," kata Indra.
Sebelumnya, Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) dengan menggratiskan biaya Jaminan Persalinan (Jampersal) di seluruh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan puskesmas ditahun 2011 ini belum tahu jelas kepastiannya. Padahal, beberapa waktu lalu, anggota DPD RI Parlindungan Purba sempat koordinasi dengan Menkes RI, Endang Rahayu Sedyaningsih dan menjelaskan program ini bakalan terealisasi akhir Februari 2011. (akb)
Seperti diungkapkan wati warga jalan Bromo, Minggu (6/3) saat menunggu kelahiran anak keduanya. menurutnya, saat melahirkan anak pertamanya lahir tahun 2006 lalu, mengeluarkan biaya persalinan sebesar Rp300ribu di bidan dengan kelahiran normal.
saat ini sambungnya, untuk persalinan keduanya harus menyiapkan alokasi anggaran sebesar Rp2Juta minimalnya. "kalau dulu normal Rp 300 ribu, sekarang ini persiapannya, minimal dua juta. karena belum tau, normal atau caesar," katanya. Minggu (6/3)
Dikatakannya, jika program Jampersal tersebut terealisasi, akan sangat terbantu. karena biaya persalinan tersebut, digratiskan akan sangat membantu dan meringankan beban.
Hal senada diungkapkan Kesuma warga Jalan Air Bersih yang menanti kelahiran anak pertamanya. "bagus juga itu, kita sangat mengharapkannya agar segera terealisasi," katanya yang mengaku saat ini belum ada menyediakan anggaran untuk persalinan anak pertamanya. sebab sambungnya, dengan adanya Jampersal tersebut akan mempermudah dan meringankan pengeluaran keluarga.
Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana, Indra Wardhana mengatakan program tersebut sangat bagus, sekaligus menekan angka kematian ibu yang kini 228 per seribu ibu melahirkan.
"Faktor kematian ibu melahirkan disebabkan persoalan ekonomi. Sehingga ibu yang akan melahirkan tidak dibawa ke bidan untuk mendapatkan pelayanan yang layak," kata Indra.
Sebelumnya, Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) dengan menggratiskan biaya Jaminan Persalinan (Jampersal) di seluruh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan puskesmas ditahun 2011 ini belum tahu jelas kepastiannya. Padahal, beberapa waktu lalu, anggota DPD RI Parlindungan Purba sempat koordinasi dengan Menkes RI, Endang Rahayu Sedyaningsih dan menjelaskan program ini bakalan terealisasi akhir Februari 2011. (akb)
0 komentar:
Posting Komentar