Medan - Manusia tidak akan pernah mengetahui apa yang bakal terjadi pada dirinya nanti. Banyak masalah dan kendala yang dihadapi. Namun itu semua larut dan terbawa dalam hari ini. Karena hari ini merupakan hari yang akan kembali esok hari dan akan tetap menjadi hari ini apabila kita bisa bertahan sampai esok hari.
Apa yang bisa kita petik dari hari ini merupakan apa yang kita pikirkan dari jauh hari sebelum mencapai hari ini.
Rekan kerjaku yang juga satu profesi dengan diriku mengatakan kalau hari ini merupakan hari yang harus kita anggap sebagai hari yang bahagia. Itu karena hari ini merupakan dimana hari yang pasti akan berulang dan akan terus terjadi yang harus kita jalani di hari ini.
Hari ini banyak masalah yang terjadi, jangan sampai masalah pada hari ini terbawa pada hari berikutnya yang nantinya juga akan menjadi hari ini. Marah, Benci, Senang dan Sedih selalu ada di hari ini dan menjelma sekaligus menyelimuti kehidupan manusia di hari ini.
Seperti yang diungkapkan Arman tentang ketidakpercayaan dirinya terhadap dunia ini kejam. Dia bisa mengatakan begitu karena setiap hari yang akan menjadi hari ini akan selalu kita lakukan di hari ini. "Dunia ini tidak kejam, hanya saja dunia ini kejam saat kita tidak siap untuk menaklukkan hari ini menjadi apa yang kita inginkan dihari ini," kata Arman beberapa waktu lalu di sebuah bangunan berlantai IV yang terletak di Jalan Griya Riatur milik warga keturunan Tionghoa ini.
Diceritakannya, manusia itu adalah apa yang dipikirkannya, jadi kalau manusia itu berpikiran kalau dirinya tidak akan bisa menyelesaikan masalah di hari ini, berarti dia akan terus terperangkap dan terus berada didalam lingkaran yang bahasa kerennya adalah sistem.
Sedikit membahas sistem, adalah cara dimana untuk mencapai sesuatu hampir disemua tempat, kita harus mengikuti sistem yang ada di tempat kita berada dan bekerja. Karena antisipasi mereka kalau nantinya mereka akan memimpin ditempat itu.
Hal ini langsung dibantah Rizki teman sewaktu saya sekolah duduk dibangku SMA. Dia mengatakan, saya akan maju dan jadi pemimpin tanpa mengikuti sistem yang tidak sesuai dalam arti mengikuti sistem yang benar-benar nyata dan tidak melanggar aturan.
"Jadipun saya menjadi pemimpin dan langkah saya dalam memilih dan duduk dibangku kepemimpinan adalah berusaha semaksimal mungkin untuk mengerjakan apa yang sesuai dengan aturan yang ada," katanya seraya menambahkan kalau kita mengikuti sistem untuk berada di atas, suatu saat nanti apabila kita melihat bawahan kita mengerjakan apa yang kita lakukan sebelum menjadi pemimpin, kita tidak akan pernah dan tidak akan bisa mengubah dirinya lagi, dan kemungkinan itu terjadi karena sistem yang ada pada tempat mereka bekerja selalu mendarah daging pada setiap pegawai ataupun karyawan.
Intinya, setiap manusia bisa berkomentar karena mereka berada diluar sistem. "Tidak bisa seorangpun mengungkapkan dan merubah sistem buruk yang pernah ada sebelum ada komitmen dari masing-masing pribadi yang nantinya akan membangun negeri ini menjadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya," kata Akbar. (akb)
Apa yang bisa kita petik dari hari ini merupakan apa yang kita pikirkan dari jauh hari sebelum mencapai hari ini.
Rekan kerjaku yang juga satu profesi dengan diriku mengatakan kalau hari ini merupakan hari yang harus kita anggap sebagai hari yang bahagia. Itu karena hari ini merupakan dimana hari yang pasti akan berulang dan akan terus terjadi yang harus kita jalani di hari ini.
Hari ini banyak masalah yang terjadi, jangan sampai masalah pada hari ini terbawa pada hari berikutnya yang nantinya juga akan menjadi hari ini. Marah, Benci, Senang dan Sedih selalu ada di hari ini dan menjelma sekaligus menyelimuti kehidupan manusia di hari ini.
Seperti yang diungkapkan Arman tentang ketidakpercayaan dirinya terhadap dunia ini kejam. Dia bisa mengatakan begitu karena setiap hari yang akan menjadi hari ini akan selalu kita lakukan di hari ini. "Dunia ini tidak kejam, hanya saja dunia ini kejam saat kita tidak siap untuk menaklukkan hari ini menjadi apa yang kita inginkan dihari ini," kata Arman beberapa waktu lalu di sebuah bangunan berlantai IV yang terletak di Jalan Griya Riatur milik warga keturunan Tionghoa ini.
Diceritakannya, manusia itu adalah apa yang dipikirkannya, jadi kalau manusia itu berpikiran kalau dirinya tidak akan bisa menyelesaikan masalah di hari ini, berarti dia akan terus terperangkap dan terus berada didalam lingkaran yang bahasa kerennya adalah sistem.
Sedikit membahas sistem, adalah cara dimana untuk mencapai sesuatu hampir disemua tempat, kita harus mengikuti sistem yang ada di tempat kita berada dan bekerja. Karena antisipasi mereka kalau nantinya mereka akan memimpin ditempat itu.
Hal ini langsung dibantah Rizki teman sewaktu saya sekolah duduk dibangku SMA. Dia mengatakan, saya akan maju dan jadi pemimpin tanpa mengikuti sistem yang tidak sesuai dalam arti mengikuti sistem yang benar-benar nyata dan tidak melanggar aturan.
"Jadipun saya menjadi pemimpin dan langkah saya dalam memilih dan duduk dibangku kepemimpinan adalah berusaha semaksimal mungkin untuk mengerjakan apa yang sesuai dengan aturan yang ada," katanya seraya menambahkan kalau kita mengikuti sistem untuk berada di atas, suatu saat nanti apabila kita melihat bawahan kita mengerjakan apa yang kita lakukan sebelum menjadi pemimpin, kita tidak akan pernah dan tidak akan bisa mengubah dirinya lagi, dan kemungkinan itu terjadi karena sistem yang ada pada tempat mereka bekerja selalu mendarah daging pada setiap pegawai ataupun karyawan.
Intinya, setiap manusia bisa berkomentar karena mereka berada diluar sistem. "Tidak bisa seorangpun mengungkapkan dan merubah sistem buruk yang pernah ada sebelum ada komitmen dari masing-masing pribadi yang nantinya akan membangun negeri ini menjadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya," kata Akbar. (akb)
0 komentar:
Posting Komentar