Ebiet GAD Saat Konser di Kota Medan |
Dari jalanan inilah muncul inspirasi dan gagasan kreatif. "Banyak ide bergentayangan di Malioboro. Malioboro membuat saya dan teman-teman menjadi lebih kreatif, kami bisa dengan leluasa dalam mengekspresikan diri," kata
pria yang dikenal dengan sebutan Ebiet GAD saat diwawancara di salah satu stasiun tv swasta nasional beberapa waktu lalu.
Karyanya berawal saat Ebiet berteman dengan Emha Ainun Najib (Penyair) atau yang lebih dikenal dengan Cak Nun, Eko Tunas (cepenis), dan E H Kertanegara (penulis). Beberapa puisi Enha bahkan sering dilantunkan Ebiet dalam petikan gitarnya. Atas dorongan dari kerabat dekatnya, Ebiet bersedia menapaki blantika musik Indonesia, karena sebelumnya ia hanya menyanyi di Jawa Tengah dan Jogyakarta.
Berawal dari sinilah lahir album Camelia I, lagunya yang berjudul Camelia sempat mengundang rasa penasaran banyak orang terutama dari penggemarnya. Mereka bertanya-tanya siapa sebenarnya sosok Camelia. Berkali-kali pencipta lagu itu menjelaskan bahwa Camelia hanyalah sebuah lagu. Namun, jawaban itu tak membuat penggemarnya percaya begitu saja. Penggemarnya tetap beranggapan Ebiet menyembunyikan sesuatu dibalik lagu itu. Setelah itu, ia melahirkan album Camelia II hingga Camelia IV.
Manakala terjadi bencana di negeri ini seperti, banjir, tsunami, gempa bumi, lagunya "Untuk kita renungkan" selalu berkumandang di televisi dan radio. Bahkan lirik lagu "Berita pada kawan" menjadi sangat fenomenal. Hampir semua orang dapat menyanyikan lagu ini, minimal sebait lirik "....... coba tanya pada rumput yang bergoyang"
Lirik lagu ini acapkali dikutip banyak orang untuk mengekspresikan ketidakmampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah yang melanda dan bingung kemana lagi harus bertanya mencari solusi.
Siapa sangka, seorang pengamen mempunyai lagu yang menyentuh. Siapa sangka seorang pengamen bisa terkenal di seluruh Indonesia. Lirik dan syair lagunya banyak bercerita tentang Tuhan, Manusia, Lingkungan, Alam, dan Kemanusiaan. Tidak hanya itu, petikan lagu pria kelahiran Jawa Tengah ini tidak hanya nikmat, tapi juga menusuk ke relung hati.
Walaupun Ebiet tak mengeluarkan album, namun karyanya tetap hangat di telinga remaja dan orangtua. Namun dengan popularitas yang ia peroleh sekarang, tak membuat Ebiet menjadi lupa diri. Malah Ebiet mengutarakan dirinya masih perlu banyak belajar dari para musisi Indonesia. Sungguh sangat mulia dari seorang manusia.
Bagi saya sosok Ebiet itu seorang musisi. Hal itu saya katakan karena lantunan syair di lagunya tak surut ditelan zaman. Sampai sekarang lagu Ebiet sangat populer, apalagi lagunya acapkali dilantunkan saat bencana melanda Negara ini.
Lagu yang sangat saya kagumi:
Coba engkau katakan padaku
apa yang seharusnya aku lakukan
bila larut tiba wajahmu membayang
Kerinduan ini semakin dalam
Gemuruh ombak di pantai Kuta
Sejuk, lembut angin di bukit Kintamani
Gadis-gadis kecil menjajakan cincin
tak mampu mengusir kau yang manis
Bila saja kau ada di sampingku,
sama-sama arungi danau biru
Bila malam mata enggan terpejam
Berbincang tentang bulan merah ho...
Du du du du du du du du du du du du du du du
du du du du du du du du du du du du du du du
Coba engkau dengar lagu ini
Aku yang tertidur dan tengah bermimpi
Langit-langit kamar jadi penuh gambar
wajahmu yang bening, sejuk, segar
Kapan lagi kita akan bertemu
meski hanya sekilas kau tersenyum?
Kapan lagi kita nyanyi bersama?
Tatapanmu membasuh luka, ho...
Du du du du du du du du du du du du du du du
du du du du du du du du du du du du du du du
Tulisan ini saya buat karena Ebiet GAD Konser di Kota Medan persisnya di Ballroom, Hermes Palace Hotel, Medan pada 30-31Mei 2012
0 komentar:
Posting Komentar