Tidur Larut Kebiasaanku

IST-Kebiasaan Tidur Larut
Jam dinding telah menunjukkan pukul 02.30 WIB. Namun tubuhku masih terjaga karena aku sedang melakukan aktivitas di dini hari itu. Tidur larut menjadi kebiasaanku setelah aku bekerja di salah satu media ternama di Kota Medan.
Sudah mengetahui kegiatan diesok hari dimana aku harus memulai aktivitas dipagi hari, namun
kebiasaan tidur larut membuatku tak menghiraukan hal itu. Alhasil, keesokan harinya aku mengantuk dan itu karena ulahku yang tak bisa tidur dan terbiasa terjaga sampai larut.
Padahal aku harus mengajak keluarga ke lapangan merdeka. Hal itu biasa kami lakukan di minggu pagi. Karena disana seakan sudah menjadi kebiasaan semua warga Kota Medan hadir untuk melakukan olahraga. Senam, menikmati fasilitas olahraga sampai berlari mengitari sekeliling lapangan merdeka ini.
Tidur hampir subuh datang, membuat ngantuk terus menyerangku di pagi hari. Namun, karena tanggungjawab terhadap tugasku dikeluarga, aku harus bisa melawan rasa kantuk yang berat karena ulahku itu.
Biasanya, aku dan keluarga berada di lapangan merdeka cukup menghabiskan waktu sekitar 2-3 jam lebih. Mulai dari pukul 06.30 WIB sampai acara senam pagi yang rutin diadakan pada minggu pagi di lapangan merdeka selesai. Namun, kantuk yang menyerang jiwaku spontanitas hilang, dan itu dikarenakan ramainya manusia yang menikmati hari libur untuk olahraga.
Aku yang tidak pernah mengikuti senam di minggu pagi, selalu membawa raket dan perlengkapannya. Disana, aku bermain raket dengan keluargaku. Setelah itu, aku berlari mengelilingi lapangan merdeka sampai keringat membasahi tubuh.
Yang uniknya di minggu pagi ini, setiap selesai berolahraga dan keringat pun menyambangi tubuh aku dan keluarga, kami menikmati sarapan pagi yang sudah disediakan di areal lapangan merdeka. Walau tidak gratis, namun sarapan disana menciptakan kebiasaan didalam pikiranku dan keluarga “sehabis olahraga, harus sarapan diareal lapangan tersebut,” itu pola yang terbentuk di pikiran kami (aku dan keluarga).
Tepat jam 10.00 WIB, perlahan lapangan merdeka menjadi sunyi. Sedikit demi sedikit mereka yang berolahraga dilapangan tersebut meninggalkan tempat olahraga yang dibuat pemerintah Kota Medan. Namun, sembari mereka berpulangan beberapa komunitas, baik itu sepeda ontel maupun sepeda pixy turut meramaikan lapangan merdeka. Seakan sudah ada ritme yang tercipta. Setelah olahraga selesai, selanjutnya tiba waktu para komunitas berhadir dan turut meramaikan titik nol ini.
Tidak ada acara khusus, namun para komunitas berkumpul disitu hanya sekedar gowesan (bersepeda) mengelilingi luasnya lapangan merdeka tersebut.
Berjalan menuju parkiran, tut tut alaram mobil menandakan pintu mobil sudah tidak dikunci, aku dan keluarga segera memasuki mobil satu persatu. Karena keringat yang membanjiri tubuh kami, spontan kaca mobil serentak kami membukanya lebar-lebar. Mengharap masuknya udara segar masuk kedalam kabin mobil. Lampu send kiri menyala menandakan kami hendak keluar dari areal parkir lapangan merdeka. Perlahan kami meninggalkan lapangan merdeka. Jalan Sisingamangaraja adalah jalan yang kami lalui untuk menuju rumah sederhana nan bahagia.
Akhirnya setelah menempuh jalan sekitar 15 menit, kami sampai dirumah. Sesampainya dirumah, kami khususnya aku langsung menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi. Acara selanjutnya untuk diriku sendiri adalah tidur. Hal itu aku lakukan karena setibanya dirumah, rasa kantuk yang sempat hilang beberapa jam selama aku disana hadir kembali. Itu dikarenakan aku yang sulit sekali untuk melawan rasa terjaga dimalam hari (*)

0 komentar: