Malam itu adalah malam dimana aku dan temanku duduk di sebuah warung kopi (warkop) terletak di Jalan Juanda Kota Medan. Warkop ini acapkali digandrungi kawula muda yang hobi kongkow-kongkow bareng teman. Biasanya warkop ini sering diramaikan remaja berkisar usia 17-25 tahun, walaupun ada juga diatas rentan usia itu yang meramaikan warkop Juanda tersebut.
Seperti biasa, aku keluar dari kantor sekitar pukul 00.00 Wib, karena memang jam kerja aku dimulai pukul 16.00 Wib dengan durasi jam kerja selama 8 jam. Dalam waktu 8 jam tersebut, aku harus meng-upload 80 berita ke www.tribun-medan.com. Namun setelah jam 00.00 wib dan aku sudah mencapai target yang sudah ditetapkan oleh perusahaan, akhirnya aku menyusul kawan aku yang sudah di warkop Juanda tersebut.
Aku pun tiba sekitar pukul 00.30 Wib ditempat kongkow tersebut. Pesan minuman adalah pilihan utama aku setelah aku menduduki sebuah bangku biru ditemani meja hijau yang sebelumnya sudah diisi oleh minuman dan makanan milik temanku.
Sebatang rokok menemaniku menunggu pesanan dan sesekali bersenda gurau dengan temanku, yang sedang asyik menikmati siaran televisi kabel milik penjual diwarkop tempat kami kongkow. Capucino dingin pun berada di mejaku, belum beberapa menit kehadirannya, aku sudah meminumnya, bukan karena haus, tapi karena bawaan tempat kongkow yang acapkali dipenuhi dengan pesanan minuman dan mie.
Sepertinya itu menu andalan yang ada disetiap tempat kongkow di Kota Medan, seperti di Warkop Halat, Juanda, Harapan dan Warkop dekat rumah sakit Elisabeth Kota Medan. Hehe, jadi lari ceritanya, ya itu hanya sekedar pengenalan tentang warkop di Kota Medan bagi kalian yang diluar Medan.
Nah yang menjadi pembahasan dalam malam itu adalah tentang hal yang kami lalui pada hari ini khususnya masalah kerjaan yang sering menjadi kendala sama kami. Baik itu masalah eksternal maupun masalah individual.
Dalam pembicaraan kami ini adalah membahas antara manusia dan binatang. Ternyata kesimpulan dari kongkow-kongkow kami adalah binatang lebih bagus dari manusia. Karena binatang hanya memakan apa yang merupakan makanan mereka.
"Sebuas-buasnya binatang buas, mereka paling setia pada pasangannya dan tidak mau melukai anaknya sendiri" itu menjadi kesimpulan kongkow kami malam itu. Lebih spesifik kami bahas tentang binatang adalah kucing dan anjing.
Kami merincikan sifat kucing, dimana kucing itu selalu pura-pura manis didepan, padahal dibelakang dia mengais membuat kita bisa menangis dan sadis. Sedangkan anjing binatang paling penurut dan setia sama majikannya.
Selebihnya, kami akhirnya mendeskripsikan sendiri pada kehidupan kami masing-masing dan kepada lingkungan yang sedang kami jalani.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar